Haruskah Aku Melepaskan Begitu Saja?




Keheningan datang pasca kepergianmu di sore itu, mengusik pikiran yang sesungguhnya sudah sangat bosan berbicara tentang cinta. Ujian yang harus kita lewati saat ini menimbulkan luka yang sangat dalam hingga terlalu sakit untuk aku jalani, tawamu kala itu masih mengiang-ngiang dekat sekali dengan telingaku, wajar saja kita harus terpisah tanpa ada perdebatan sebelum itu. Aku tau ini bukan inginmu, apalah daya kita, pun aku tak bisa meyakinkanmu untuk berjuang dan mempertahankan semuanya.

Kamu tidak akan pernah faham, kamu tidak akan pernah mengerti, dan kamu tidak akan pernah tau apa yang sebenarnya aku rasakan. Ini terlalu sakit sayang! Bahkan jauh lebih sakit di bandingkan sebelum-sebelumnya, terabaikan begitu saja tanpa kejelasan hingga akhirnya kau pergi tanpa ucapan selamat tinggal.

Aku memang hanya manusia sederhana yang sangat terpesona dengan lelaki sesempurna dirimu, wajar saja jika orang tuamu tak mengizinkan kau untuk bersanding denganku, karena aku memang tidak pantas untuk menjadi pendampingmu pria istimewaku, tapi apakah kau yakin sayang? Kau tak ingin memperjuangkan kesetiaan dari seorang wanita yang mempunyai rasa sayang begitu besar dan rela untuk menunggumu??????

Pekat malam datang dan menyadarkanku bahwa kau memang bukanlah hakku, kau adalah milik orang tuamu, yang telah menjagamu dari kecil hingga kau begitu sempurna saat ini, berbeda dengan ku yang baru saja mengenalmu saat kau sudah mulai mengenal cinta, wajar saja jika mereka belum rela jika pangerannya bersanding dengan upik abu yang saat ini masih belajar untuk membahagiakan dan menjadi yang terbaik untuk pangerannya.

Aaaahhhh nyatanya tak ada gunanya merengek rengak padamu. Namun jika aku boleh berkata, jika alasan mereka tak mengizinkan kita untuk bersama karena keterbatasanku, apakah dengan wanita yang jauh lebih sempurna hidupmu akan lebih bahagia di masa depan?? Apakah dimasa depan wanita sempurna itu bisa dengan sabar menghadapi mu yang tiba-tiba saja bisa berubah menjadi dingin?? Apakah wanita sempurna itu mau mendampingimu dalam keadan apapun?? Dan apakah jika kita tetap bersama keberuntungan sudah bisa di pastikan tidak akan berpihak pada kita?????????????????

Kau tau ini sangat memukulku, aku butuh waktu yang panjang untuk memulihkan semuanya, mengihlaskan apa yang disebut dengan “kita”, memulihkan asa yang kau abaikan, membangun mimpi yang hancur berantakan, mengembalikan senyum yang hilang dan menguatkan diri unntuk tetap melangkah kedepan.

Terimakasih telah menjadi pria penyabarku, pria penyeimbangku, pria penyempurnaku yang pernah ada dalam ceritaku, maafkan aku yang hingga saat ini belum bisa membahagiakanmu dan belum bisa menjadi yang terbaik untukmu, tak usah kau khawatirkan aku, aku hormati dan aku bangngga dengan keputusanmu untuk berbakti pada ibumu, aku sudah siap jika memang hingga akhir cerita kita tidak pernah di persatukan kembali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Skin Care

interaksi psikologis antara da'i dan mad'u

Cinta Kadaluarsa