Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

Cinta Kadaluarsa

Kalian pernah dengar istilah Cinta Kadaluarsa?? Kalian tentu tau bukan filmnya Raditya Dika yang berjudul Cinta Brontosaurus, awalnya saya tidak percaya kalau cinta bisa kadaluarsa namun akhir-akhir ini saya mengalami sendiri peristiwa seperti itu, hahah iya cinta kadaluarsa semacam cinta yang sudah basi bukan cuman makanan yang bisa basi nyatanya cinta juga bisa. Berbicara tentang cinta kadaluarsa menurut gue ada dua hal yang unik dari kutipan itu, yang pertama cinta loe yang kadaluarsa, atau loe yang korban kadalursa alias dikadaluarsain. Dan kali ini saya berada di posisi yang kedua korban kadaluarsa alias dikadaluarsain di tambah lagi pas lagi sayang2nya. Terdengar sakit bukan, aahhh ini mah gak terlalu sakit cuman sakit banget, haha bayangin deh gimana rasanya ngelihat orang yang kita sayang tiba2 berubah seakan menjadi ultramen, ngrasa ada yang hilang iya, ngrasa ada yang aneh iya, ngerasa tak seindah dulu iya, ngerasa terabaikan iya, dari yang biasanya setiap hari ada yang

Menepis Anggapan "Prawan Tua"

Kekawatiran para wanita di dunia ini saya kira sama apalagi bagi mereka yang hidup di desa, momok yang sangat menakutkan bahkan menggerikan apalagi kalau bukan prawan tua, ya istilah itu yang sering saya dengar belakangan ini, istilah prawan tua memang sering menimpa bagi mereka yang “telat” menikah, saya kira usia saya masih muda, ya saya masih   dua puluh satu tahun jalan dua puluh dua saya pikir usia itu masih usia yang muda untuk menikah, tapi apalah daya di lingkungan saya tidak seperti itu wajar saja kalau mereka menganggap saya prawan tua di saat teman seusia sudah punya anak bukan cuman satu bahkan lebih, tak hanya itu adek-adek saya juga sama sudh menggendong anak, ya wajar memang karna mereka lebih memilih menikah di bandingkan untuk sekolah lagi seusai SMA, namun saya masih suka berkelana menikmati hidup dengan kebiasaan yang saya sukai, berbeda memang dengan saya,salah kah bila saya lebih mementingkan pendidikan? Salahkah bila saya lebih memilih meniti karier? Salahkah