Menepis Anggapan "Prawan Tua"
Kekawatiran para wanita di dunia ini
saya kira sama apalagi bagi mereka yang hidup di desa, momok yang sangat
menakutkan bahkan menggerikan apalagi kalau bukan prawan tua, ya istilah itu
yang sering saya dengar belakangan ini, istilah prawan tua memang sering menimpa
bagi mereka yang “telat” menikah, saya kira usia saya masih muda, ya saya
masih dua puluh satu tahun jalan dua
puluh dua saya pikir usia itu masih usia yang muda untuk menikah, tapi apalah
daya di lingkungan saya tidak seperti itu wajar saja kalau mereka menganggap
saya prawan tua di saat teman seusia sudah punya anak bukan cuman satu bahkan
lebih, tak hanya itu adek-adek saya juga sama sudh menggendong anak, ya wajar memang
karna mereka lebih memilih menikah di bandingkan untuk sekolah lagi seusai SMA,
namun saya masih suka berkelana menikmati hidup dengan kebiasaan yang saya
sukai, berbeda memang dengan saya,salah kah bila saya lebih mementingkan pendidikan?
Salahkah bila saya lebih memilih meniti karier? Salahkah bila saya masih ingin
melanjutkan S-dua? Tidak salah bagiku,
namun bagi mereka salah karna semua itu bisa di kejart seusai menikah kata ibu
ku sore itu.
Bohong jika saya tidak resah
mendengar keinginan ibu sore itu, ketika tekanan-tekanan itu muncul, sulit saya
menjelaskannya ada banyak hal yang ingin saya capai sebelum menikah, ya karna yang
saya lihat setelah menikah semuanya sangat terbatas, mengurus suamipun saya belum
bisa, ya itu yang saya lihat kepada mereka yang sudah menikah, prihatin memang
jika mereka lebih memilih di rumah tapi itu merupakan bentuk pengapdiannya pada
suami, saya ingin menikah namun belum untuk saat ini, Bahkan banyak sekali mereka yang datang
menawarkan ini itu membawa calon dari sana situ, aaahh aku tak butuh itu kataku
dalam hati, insya Allah aku sudah punya calon kita hanya menyiapkan mental saja
untuk ke arah sana.
Jika sudah seperti ini, kita hanya
perlu menguatkan mental dengan tudingan-tudingan itu, kita punya jalan hidup
sendiri, menikah pasti akan menikah pada waktunya, yang perlu kita perhatikan
kita hanya perlu fokus pada tujuan kita, dan kita harus bisa membuktikan kepada
mereka bahwa ketika kita memilih telat menikah maka kita harus terdepan dalam
kesuksesan.
Komentar